Thursday 21 July 2016

FILOSOFI HIDUP: SEMUA KARENA PERSEPSI

Dari Bo Wero, by Wandi S Brata...
diceritakan kembali oleh Raden Pancal Pamor


Bo Wero, luas tanpa batasan, ruang kebebasan dalam hidup menjadikan kita sebagai pemenang.

Dalam hidup ini mungkin banyak yang mengira bahwa kita ini selalu bereaksi terhadap fakta-fakta atau realita apa adanya, kita marah atau kalem, antusias atau pesimis, muak atau bergairah jika kita menghadapi fakta atau realita tertentu, benarkah demikian?

Suatu hari saya mengundang seorang teman untuk makan malam di rumah. Hari itu menunya komplit tidak hanya tahu tempe, tetapi juga daging. Saya sangat senang bisa mengajak teman makan di rumah, teman saya pun sangat senang dan kelihatan sangat tulus ketika mengucapkan terimakasih dan senang kalau kapan-kapan diundang makan lagi. Saya bertanya, "Kamu senang dab dengan daging itu?"

"Ya, Enak sekali dab, mantaf masakannya!"

"Kamu tahu daging apa itu?"

Merasa agak janggal dengan pertanyaanku dia balik bertanya, "Emangnya itu daging apa?"

"Anjing", jawabku

"Hah?!"

Jawaban itu seperti sambaran petir, mukanya menjadi merah, mungkin menahan diri untuk tidak muntah, atau menahan diri untuk mengumpat. Saya baru tahu, dia tidak mau makan daging "kambing balap" jika dia tahu sebelumnya.

Jadi apakah kita bereaksi terhadap fakta apa adanya? tidak. Beberapa menit sebelum mendengar hal sesungguhnya, teman saya tampak sangat puas dan menikmati hidangan, tubuhnya merespon dengan baik dan wajar, tetapi beberapa menit selanjutnya jadi lain, tubuhnya bereaksi menolak, perutnya bergolak, wajahnya memerah, secara mentalpun berbeda, suasanan menjadi canggung, dan mungkin dalam hati dia mengumpat.

Apa yang menentukan perubahan dahsyat itu?
The only one "persepsi"

Persepsi adalah pemaknaan kita terhadap fakta apa adanya, sapuan warna individual yang kita kenakan kepada fakta apa adanya, pemahaman kita terhadap fakta, tetapi, fakta itu sudah bukan fakta sebenarnya, fakta itu sudah kita warnai, kita poles, kita beri nilai, kita beri cap, kita namai, kita beri perspekti, kita beri muatan emosional, spiritual, apapun, jadi persepsi adalahpemahaman kita terhadap fakta yang kita pandang dengan sebuah kacamata berwarna, sudut pandang kita, dan dari persepsi itulah kita bereaksi.

Secara mental-emosiaonal kadang kadang persepsi begitu kuat menentukan reaksi kita, meskipun sebenarnya tidak ada fakta yang sebenarnya mendasari persepsi itu. efek dari persepsi itu sangat besar dan nyata, hal ini sangat disadari oleh para ahli marketing dengan membuat persepsi produk mereka, misalkan produk sabun dengan "bebas bakteri", susu dengan"tulang kuat dan kecerdaan", mobil dengan"kenyamanan dan safety".

Kita pun kadang membangun persepsi untuk membangun image kita di dalam masyarakat, agar image kita tidak buruk dalam masyarakat dan kita dijauhi atau dikucilkan oleh masyarakat.

Karena persepsi itu bisa dimunculkan tanpa fakta pendukungnya, dengan persepsi itu kita bisa dikerjai orang atau kita bisa mengerjai masyarakat dengan membangun persepsi tertentu, atau kita bisa menjadi bijak untuk menemukan kebahagiaan dengan menyadari pengetahuan akan persepsi ini. Itu bisa dilakukan jika kita bisa menahan diri dan tidak menjadi reaktif terhadap persepsi tertentu sampai fakta yang sebenarnya terbuka, tidak terburu buru mengambil tindakan atas suatu persepsi tertentu.

Pada masa kampanye presiden 2014 kemaren banyak persepsi yang dibangun oleh para kader dalam berkampanye untuk memenangkan calon yang di dukungnya, tetapi karena persepsi yang dibangun terlalu massive dan ekstrim kita pun menjadi kebingungan dan lelah untuk mengikutinya...

Untuk menjadi pemenang tugas kita adalah menciptakan mekanisme internal dalam diri kita untuk membuat kita tetap tenang, bisa mengontrol diri, bahkan bisa menentukan kebahagiaan kita sendiri, cara untuk untuk itu adalah dengan mempersepsi perkara-perkara yang bisa menyebabkan kita kehilangan kontrol dan keseimbangan itu secara baru.

Banyak orang dalam hidup dipermainkan dengan persepsinya, tetapi dengan pengetahuan ini kita bisa mengambil jarak, bermain secara baru dengan persepsi kita sendiri dan mewarnai hidup kita sesuai yang kita inginkan.

Mari bersama menjadi orang yang bisa mempersepsi sesuatu secara baru dan menjadi pemenang bersama....

salam sukses .....

Raden Pancal Pamor

No comments:

Post a Comment