Wednesday, 20 July 2016

FILOSOFI HIDUP: TUNGGAK JARAK MRAJAK, TUNGGAK JATI MATI

Rabu, 20 Juli 2016...on my desk...



TUNGGAK JARAK MRAJAK, TUNGGAK JATI MATI (Pohon Jarak yang ditebang sisanya akan berkembang biak, sedangkan pohon jati yang ditebang sisanya akan mati). Orang jawa memang lebih suka menggunakan unkapan lugas dan terlihat untuk menggambarkan perilaku orang.

Falsafah ini menggambarkan tentang keadaan orang kebanyakan (orang biasa), jika mendapatkan ujian yang besar dalam hidupnya masih dapat berkembang (mrajak), mampu membawa diri hidup dalam masyarakat karena terbiasa bergaul dengan orang orang kebanyakan, hal ini digambarkan dengan pohon jarak yang mungkin tidak banyak orang yang tahu kegunaannya, sehingga mempunyai nilai ekonomi yang hampir tidak ada. Jika kita memotong pohon jarak, maka sisa potongannya akan bertunas dengan cepat dan bisa menjadi banyak.

Sedangkan falsafah tunggak jati menggambarkan orang yang mempunyai pangkat tinggi dan mempunyai harta yang banyak tetapi apabila mendapatkan musibah dalam hidupnya akan kesulitan untuk mengembangkan diri dan berbaur dengan masyarakat kebanyakan karena rasa gengsi dan malunya. Hal ini digambarkan dengan pohon jati yang jika sudah besar mempunyai harga yang mahal, karena kegunaanya yang banyak, akan tetapi apabila pohon jati itu dipotong sudah dipastikan sisa potongan jati itu akan kering dan mati.

Filosofi ini mengajarkan kepada kita untuk tetap berbaur dengan masyarakat sekitar meskipun kita berasal dari kalangan bangsawan atau yang mempunyai kedudukan yang tinggi, sehingga apabila kita mendapatkan musibah, kita akan tetap bisa menjalani hidup dan mengembangkan diri dalam masyarakat...

semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment